Oleh al-Ustadz Dr. Ismail Akzam,
S.Pd., M.A.
Pendahuluan:
Segala
puji bagi Allah yang memerintahkan keadilan dan memuji para pelakunya, serta
menjadikan keseimbangan yang lurus sebagai timbangan di antara hamba-hamba-Nya.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad, imam
keadilan dan rahmat, beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga hari
kiamat.
Saudara-saudara
yang terhormat, tema pembicaraan kita hari ini adalah tentang "Imam
yang Adil", yang merupakan salah satu dari tujuh golongan yang akan
dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan selain
naungan-Nya, sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih. Apa saja sifat-sifat
imam yang adil? Bagaimana pengaruh keadilannya terhadap umat? Dan bagaimana
kita dapat mengambil pelajaran dari sejarahnya dalam hal keadilan dan
kepemimpinan?
Pertama:
Kedudukan Imam yang Adil dalam Islam:
Islam
telah meninggikan derajat keadilan dan menjadikannya sebagai salah satu sebab
kelangsungan umat. Allah berfirman:
"Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan" (An-Nahl: 90).
Dalam
sebuah hadits, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Sesungguhnya
orang-orang yang berlaku adil akan berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya di
sisi Allah, yaitu mereka yang berlaku adil dalam hukum mereka, keluarga mereka,
dan apa yang mereka pimpin"
(HR. Muslim).
Imam
yang adil adalah yang menegakkan syariat Allah di antara manusia dan menghukumi
mereka dengan setara, tidak memihak yang kuat karena kekuasaannya, dan tidak
mendzalimi yang lemah karena kelemahannya.
Kedua:
Sifat-sifat Imam yang Adil:
1. Takwa
dan takut kepada Allah: Dia menyadari bahwa dia bertanggung jawab di
hadapan Allah atas setiap hal kecil dan besar, sebagaimana Abu Bakar
Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'Anhu berkata: "Aku telah diangkat sebagai
pemimpin kalian, padahal aku bukanlah yang terbaik di antara kalian. Jika aku
berbuat baik, bantulah aku. Dan jika aku berbuat salah, luruskanlah aku."
2. Mewujudkan
keadilan di antara rakyat: Tidak membedakan antara yang kaya dan miskin,
dekat atau jauh, sebagaimana Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku akan memotong
tangannya*" (Muttafaq 'alaih).
3. Lemah lembut dan kasih sayang terhadap rakyat: Imam yang adil tidak menyombongkan diri terhadap rakyat, tetapi melayani dan memperhatikan kepentingan mereka, sebagaimana Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu yang memikul tepung di punggungnya untuk para janda dan orang-orang yang membutuhkan.
4. Musyawarah
dalam pemerintahan: Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam selalu
bermusyawarah dengan para sahabatnya dalam urusan-urusan penting, sebagaimana
Allah berfirman: "Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan
itu*" (Ali Imran: 159).
Ketiga:
Pengaruh Keadilan terhadap Stabilitas Umat:
Ketika
keadilan merata, keamanan dan stabilitas akan terwujud, masyarakat akan
berkembang, dan rakyat akan hidup dalam ketentraman.
Di
bawah pemimpin yang adil, hak-hak terjaga, dan orang-orang merasa aman atas
diri dan harta mereka, sebagaimana Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Imam (pemimpin) itu laksana perisai, orang-orang berperang di belakangnya
dan berlindung dengannya" (Muttafaq 'alaih).
Keadilan
mengangkat derajat umat, sedangkan kezaliman menghancurkannya. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: "Sesungguhnya Allah
menegakkan negara yang adil meskipun kafir, dan tidak menegakkan negara yang
zalim meskipun Muslim."
Keempat:
Contoh-contoh Imam yang Adil:
Umar
bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu:
Beliau tidur di bawah pohon tanpa penjagaan, karena keadilannya membuatnya
aman.
Umar
bin Abdul Aziz: Para
sejarawan berkata tentangnya: "Satu orang yang terdzalimi tidur di masa
pemerintahannya, maka dia pun tidur dengan tenang."
Penutup:
Saudara-saudara
yang tercinta, keadilan adalah dasar kekuasaan, dan dengannya agama dan dunia
terjaga. Mari kita teladani sejarah orang-orang shalih, dan berdoa kepada Allah
agar menganugerahkan kita pemimpin-pemimpin yang adil, yang menghukumi dengan
Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Kita
memohon kepada Allah agar menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang
adil, dan memberi taufik kepada para pemimpin kaum muslimin kepada apa yang Dia
cintai dan ridhai. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Nabi kita
Muhammad, keluarga, dan seluruh sahabatnya.
.png)
0 Komentar