al-Ustadz Dr. Ismail Akzam, S.Pd.,
M.A.
الحمد لله الذي أنزل القرآن شفاءً ورحمة، وجعل في العلم نورًا وهداية، والصلاة والسلام على نبيّ الهدى، محمد ﷺ، وعلى آله وصحبه ومن اهتدى
Amma ba’du...
Saudara-saudariku yang dirahmati
Allah...
Mari kita
renungkan sebuah ungkapan indah:
"العيش في طلب العلم نعيم، والنّعيم لا يُدرك بالنعيم"
"Hidup dalam menuntut ilmu
adalah kenikmatan, namun kenikmatan itu tidak bisa diraih dengan hidup yang
penuh kemewahan dan kemalasan."
Sungguh, menuntut ilmu itu adalah
ibadah, perjuangan, dan kemuliaan. Tapi jalan menuju ilmu bukan jalan yang
dilapisi sutra, melainkan jalan yang menuntut kesabaran dan pengorbanan. Tidur
berkurang, waktu istirahat tersita, harta digunakan — namun semua itu berbuah
kelezatan ruhani yang tidak tergantikan.
Namun hati yang
keras adalah penghalang utama.
Allah Ta’ala memperingatkan dalam
Al-Qur'an:
﴿ثُمَّ
قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّن بَعْدِ ذَٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ
قَسْوَةً﴾
"Kemudian hati kalian menjadi
keras setelah itu, maka ia seperti batu, bahkan lebih keras lagi."
(QS. Al-Baqarah: 74)
Hati yang keras tidak tersentuh
nasihat, tidak tergetar oleh ayat, tidak tergerak oleh pelajaran. Ia hidup
secara fisik, tapi mati secara ruhani.
Dan hukuman terbesar yang bisa
menimpa seorang hamba adalah kerasnya hati. Sebab, dengan hati yang keras, ia
jauh dari cahaya hidayah, dan tak merasa berdosa saat berbuat dosa.
Lalu, apa obat
bagi hati yang keras?
Jawabannya satu: Al-Qur’an.
"Tidak ada yang mampu melembutkan hati yang keras seperti Al-Qur’an."
Karena Al-Qur'an adalah kalam Allah,
penuh dengan rahmat, peringatan, janji, dan ancaman. Ia menembus hati, membasuh
luka jiwa, dan menyalakan kembali cahaya iman yang hampir padam.
Imam Asy-Syinqīṭī رحمه الله berkata:
"Jika Allah menghendaki
kebaikan bagi seorang hamba, maka Dia akan menanamkan kecintaan terhadap
Al-Qur’an dalam hatinya. Karena cinta Al-Qur’an adalah kunci dari segala
kebaikan, dan jalan menuju semua ketaatan dan amal kebajikan."
Saudaraku,
Jika engkau merasa jauh dari Allah,
Jika ibadah terasa hambar,
Jika nasihat tak lagi menggetarkanmu,
maka kembalilah kepada Al-Qur’an.
Bacalah, tadabburilah, dan mintalah
agar Allah menumbuhkan cinta terhadapnya di dalam hatimu. Karena cinta
Al-Qur’an adalah tanda bahwa Allah menghendaki kebaikan padamu.
Penutup:
Menuntut ilmu adalah kenikmatan, dan
Al-Qur’an adalah cahaya dan penyembuh hati.
Namun semua itu butuh pengorbanan,
kesungguhan, dan kemauan untuk terus memperbaiki diri.
Mari kita hidupkan hati kita dengan
ilmu yang bermanfaat,
dan lembutkan hati kita dengan
Al-Qur’an yang agung.
نسأل الله أن يرزقنا حبّ العلم، وحبّ القرآن، والعمل بما فيهما، وأن يجعل قلوبنا خاشعة، وألسنتنا ذاكرة، وأعمالنا صالحة
والله أعلم، وصلى الله على نبينا محمد، والحمد لله رب العالمين

0 Komentar