oleh al-Ustadz Dr. Ismail Akzam, S.Pd., M.A
Muqaddimah:
الحمد
لله الذي خلقنا وابتلانا، ليبلونا أيُّنا أحسن عملًا، وأشهد أن لا إله إلا الله،
وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم تسليمًا كثيرًا
Segala
puji bagi Allah yang telah menciptakan kita dan menguji kita, untuk melihat
siapa di antara kita yang terbaik amalnya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang
berhak diibadahi selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusan-Nya. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada beliau,
keluarganya, dan para sahabatnya.
Saudara-saudara
yang tercinta, kita semua dalam kehidupan ini berjalan di jalan kesusahan dan
kesulitan, karena ini adalah ketetapan Allah bagi hamba-hamba-Nya:
﴿
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي كَبَدٍ ﴾ [البلد: 4]
"Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia berada dalam susah payah." [Al-Balad: 4]
Namun
pertanyaan besar yang harus ditanyakan oleh setiap orang kepada dirinya sendiri
adalah: Kesusahan mana yang saya pilih? Apakah kesusahan dunia dalam
ketaatan kepada Allah, atau kesusahan dunia dalam mengejar kemewahan, yang
kemudian diikuti oleh kesusahan akhirat pada hari penyesalan?
Poin
Pertama: Dunia adalah Tempat Kesusahan, Maka Jadikan Kesusahannya dalam Hal
yang Bermanfaat Bagimu
Kehidupan
penuh dengan kelelahan dan kesulitan, baik Anda berada di jalan kebaikan maupun
kejahatan. Namun perbedaannya adalah bahwa orang yang memilih kelelahan
dunia dalam ketaatan kepada Allah akan menemukan ketenangan abadi pada hari
kiamat, sedangkan orang yang memilih kelelahan dunia untuk kesenangan dan
permainan akan rugi di dunia dan akhirat.
Lihatlah
keadaan para ulama, reformis, dan mujahidin, bagaimana mereka lelah di dunia
mereka, namun kelelahan mereka menjadi kemuliaan di dunia dan keselamatan di
akhirat. Perhatikan sejarah Nabi ﷺ, beliau bangun malam hingga kakinya bengkak, berjihad di jalan
Allah, dan bersabar atas gangguan kaumnya. Namun ketika beliau memilih
kelelahan dunia untuk akhirat, Allah mengangkatnya ke tempat yang terpuji.
Poin
Kedua: Jika Anda Lelah Hanya untuk Dunia, Anda Akan Rugi di Dunia dan Akhirat
Orang
yang hidup hanya mengejar dunia, mengira bahwa itu akan membawa kebahagiaan,
akan jatuh dalam kerugian, sebagaimana firman Allah:
﴿
مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ
أَعْمَٰلَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ، أُو۟لَٰئِكَ ٱلَّذِينَ
لَيْسَ لَهُمْ فِى ٱلْءَاخِرَةِ إِلَّا ٱلنَّارُ ﴾ [هود: 15-16]
"Barangsiapa
menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada
mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat,
kecuali neraka." [Hud: 15-16]
Betapa
banyak orang yang menghabiskan hidup mereka untuk mengumpulkan harta dan
kedudukan, namun ketika kematian datang, mereka menyesali umur mereka yang
terbuang dalam ketidaktaatan kepada Allah.
Poin Ketiga:
Jika Anda Lelah untuk Akhirat, Anda Akan Mendapatkan Dunia dan Akhirat
Allah menjanjikan ketenangan bagi
orang-orang beriman, tetapi setelah kesabaran dan kerja keras:
﴿
وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ﴾ [العنكبوت: 69]
"Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami." [Al-Ankabut: 69]
Jika
Anda memilih untuk menjadikan kelelahan Anda di dunia ini dalam shalat,
qiyamullail, puasa, dan dakwah kepada Allah, ketahuilah bahwa Allah tidak akan
menyia-nyiakan pahala Anda. Bahkan, Dia akan memberi Anda kebahagiaan di dunia
dan keselamatan pada hari kiamat.
Penutup:
Saudara-saudara
yang tercinta, kita tidak punya pilihan untuk hidup tanpa kelelahan, tetapi
pilihan kita adalah dalam jenis kelelahan ini. Apakah kelelahan dalam
ketaatan kepada Allah, yang diikuti oleh ketenangan abadi, atau kelelahan di
dunia hanya untuk dunia, yang diikuti oleh penderitaan di kubur dan pada hari
kiamat.
Maka
pilihlah hari ini kesusahan mana yang Anda inginkan, sebelum datang hari di
mana dikatakan:
﴿
يَٰلَيْتَنِى قَدَّمْتُ لِحَيَاتِى ﴾ [الفجر: 24]
"Alangkah
baiknya sekiranya dahulu aku berbuat (kebajikan) untuk hidupku ini."
[Al-Fajr: 24]
.png)
0 Komentar