Pentingnya Menggunakan Sapaan yang Disukai dalam Islam

 


oleh: al-Ustadz Dr. Ismail Akzam, S.Pd., M.A.

Islam memberikan perhatian besar terhadap etika berkomunikasi, termasuk dalam hal menyapa dan memanggil orang lain. Penggunaan sapaan yang baik dan disukai oleh orang yang disapa memiliki landasan kuat dalam ajaran Islam, sebagaimana tercermin dalam Al-Qur'an, Sunnah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, perkataan para Sahabat, dan pandangan Ulama Salaf.

1. Berdasarkan Al-Qur'an:

a. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 11:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰ أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِّن نِّسَاءٍ عَسَىٰ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."

Ayat ini dengan jelas melarang penggunaan panggilan atau sapaan yang mengandung ejekan atau yang tidak disukai oleh orang yang disapa.

b. Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman dalam Surah An-Nur ayat 63:

لَّا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُم بَعْضًا ۚ

"Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain)."

Ayat ini mengajarkan adab dalam memanggil Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, yang dapat diaplikasikan juga dalam konteks menghormati orang lain dengan sapaan yang baik.

2. Berdasarkan Sunnah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam:

a. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ أَحَبَّ أَسْمَائِكُمْ إِلَى اللَّهِ عَبْدُ اللَّهِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ

"Sesungguhnya nama-nama yang paling disukai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman."

b. Dalam riwayat lain, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِكُمْ وَأَسْمَاءِ آبَائِكُمْ فَأَحْسِنُوا أَسْمَاءَكُمْ

"Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama-nama bapak kalian, maka perbaikilah nama-nama kalian." (HR. Abu Dawud)

c. Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu meriwayatkan:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا، وَكَانَ لِي أَخٌ يُقَالُ لَهُ أَبُو عُمَيْرٍ، قَالَ: أَحْسِبُهُ فَطِيمًا، وَكَانَ إِذَا جَاءَ قَالَ: «يَا أَبَا عُمَيْرٍ، مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ»

"Bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya. Aku mempunyai saudara yang dipanggil Abu Umair. Beliau berkata -aku kira dia sudah disapih- dan jika beliau datang, beliau berkata: 'Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan oleh Nughair (burung kecil)?'" (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam memperhatikan penggunaan nama dan panggilan yang disukai, bahkan kepada anak-anak.

3. Perkataan Sahabat dan Ulama Salaf:

a. Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu pernah berkata:

أَحْسِنُوا أَسْمَاءَكُمْ

"Perbaikilah nama-nama kalian."

b. Imam An-Nawawi dalam kitabnya "Al-Adzkar" menyebutkan:

ومن الأدب أن يدعو الإنسان بأحب أسمائه إليه

"Termasuk adab yang baik adalah memanggil seseorang dengan nama yang paling ia sukai."

c. Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalam "Zad Al-Ma'ad" menjelaskan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sering mengubah nama-nama yang buruk menjadi nama-nama yang baik, menunjukkan pentingnya penggunaan nama dan sapaan yang baik dalam Islam.

Kesimpulan:

Penggunaan sapaan yang disukai oleh orang yang disapa memiliki landasan yang kuat dalam ajaran Islam. Praktik ini mencerminkan beberapa nilai penting:

1. Menghormati martabat orang lain

2. Menjaga hubungan baik dan persaudaraan

3. Menghindari permusuhan dan kebencian

4. Menciptakan lingkungan komunikasi yang positif

5. Mengikuti sunnah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam berakhlak mulia

Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari:

1. Selalu bertanya atau memastikan nama panggilan yang disukai oleh orang yang kita ajak bicara.

2. Menghindari penggunaan julukan atau panggilan yang mengandung ejekan, meskipun dimaksudkan sebagai candaan.

3. Menggunakan gelar atau panggilan hormat sesuai dengan status atau posisi seseorang, seperti "Ustadz", "Syaikh", atau "Doktor" jika memang layak.

4. Mengajarkan anak-anak untuk memanggil orang lain dengan sapaan yang baik dan hormat.

5. Memperbaiki kebiasaan dalam lingkungan kerja atau sosial yang mungkin telah terbiasa menggunakan panggilan yang kurang tepat.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak hanya memperkuat ikatan sosial dan menciptakan lingkungan yang harmonis, tetapi juga mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala melalui perilaku yang sesuai dengan ajaran-Nya. Semoga dengan memahami dan mengamalkan ajaran ini, kita dapat meningkatkan kualitas interaksi sosial kita dan menjadi teladan bagi orang lain dalam berakhlak mulia.

Wallahu A'lam Bish-Shawaab


Posting Komentar

0 Komentar